KELUHAN SBY ATAS PEMBANTUNYA DIMAKNAI 3 ISYARAT


Statemen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas kinerja Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II  yang dinilai gagal  merealisasikan Instruksinya diatas 50 % sangat menyedihkan. Sebab keluhan-keluhan semacam itu tidak selayaknya disampaikan mengingat pembantunya tersebut adalah pilihannya sendiri. Kalau memang pembantunya tidak secara signifikan dapat merealisasikan Instruksinya tentu dibutuhkan sikap tegas yang tidak sekedar mengeluh karena dapat diartikan sebagai suatu  ketidak mampuan seorang pemimpin .
Jika keluhan sebagaimana disinggung diatas dilontarkan SBY sebagai suatu Warning keras kepada Menterinya, tentu dalam satu atau dua bulan kedepan akan terlihat kinerja yang lebih signifikan dari mereka yang kurang dari 50%. Demikian juga para Menteri yang sudah mencapai 50 atau lebih akan dapat disaksikan lagi kinerja yang lebih lagi guna memenuhi harapan. Akan tetapi jikalau memang keluhan itu disebabkan ketidak mampuan bertindak tegas, terkait misalnya para Menteri dari Partai pendukung koalisi, itulah masalah yang memerlukan pemikiran mendalam.Sebab para Menteri tersebut merupakan titipan Partai misalnya kurang setuju diganti, tentu ganjalan bagi SBY untuk mersuhffle.Namun bila hal itu tidak dilakukan maka tiada harapan dapat memperbaiki keadaan ini dengan waktu masa jabatannya yang sisa 3,5 tahun ini.
Penulis memaknai keluhan SBY tersebut sebagai suatu  isyarat tertentu. Pertama, kondisi itu mungkin sengaja dikeluhkan ke publik bagian dari politik pencitraan ditengah tengah hiruk pikuknya masalah bangsa dan negara, khususnya terkait masalah berbagai kasus  yang dihadapi kader Partai Demokrat,bahkan diarahkan ke Demokrat sebagai Badan hukum.  Kasus, Muhammad Nazaruddin, misalnya, yang menyebut - nyebut  beberapa koleganya yang juga petinggi Partai itu masih hangat dibicarakan, muncul kasus, Andi Nurpati,mantan Komisioner KPU yang menjadi petinggi Partai Demokrat tersebut terkait kasus pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi. Selian itu juga kader lain dari Demokrat baik yang sudah divonnis Pengadilan maupun masih dalam proses . Oleh karenanya boleh jadi keluhan semacam diatas sengaja dipublikasikan yang tujuannya agar masyarakat luas tahu benar bahwa sesungguhnya SBY telah banyak berbuat untuk kepentiingan masyarakat, hanya saja para Menterinya tidak tanggap untuk melaksanakannya.
Kedua,dapat juga diartikan sebagai suatu isyarat untuk melakukan reshuffle kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Jika itu tujuannya,  tentu harapan untuk memperbaiki kinerja di dalam memperbakiki keadaan dalam masa jabatan selama 3,5 tahun itu pemerintah masih mungkin dapat dilaksanakan. Sekali lagi Jikalau benar maksudnya sebagai aba aba akan pergantian beberapa Menteri yang dinilai gagal tersebut, tentu harapan masyarakat, SBY tidak perlu segan segan mencopot dan mengganti Menteri dari Partai koalisi sekali  pun.Sebab jika keraguan maupun perhitungan politis koalisi yang menonjol, sehingga tidak ada keberanian menggantinya maka  kekecewaan masyarakat meninggi yang berakibat fatal bagi p[emerintahan maupun Demokrat.
Keraguan terhadap Kabinet dari Partai Koalisi tidak perlu meninggi oleh karena sesungguhnya  kemenangan Presiden SBY dalam Pilpres bukan dari Partai koalisi akan tetapi pilihan Rakyat lebih dari 60 %. Oleh karena itu maka jika benar benar nyata kinerja Menteri –Menteri itu gagal mel;aksanakan Instruksi yang mengakibatkan kegagalan pemerintah secara keseluruhan seyogyanya SBY dapat bertindak tegas tanpa harus berpikir panjang dalam kaitannya dengan Koalisi.
Ketiga,kondisi diatas juga  dapat dimaknai  sebagai suatu kegagalan memimpin yang tidak dapat diperbaiki lagi.Nah yang paling menyedihkan jika ketiga ini yang terjadi pupuslah harapan masyarakat berbangsa dan bernegara.Namun kita yakin,dengan keberhasilan SBY dalam melewati krisis ekonomi  beberapa tahun silam, akan mudah  untuk melewati situasi yang hanya karena kurang kemampuan Kabinetnya menjabarkan Instruksi yang dibuatnya.
Bilamana sikap tegas itu dapat dilaksanakan niscaya, kinerja pemerintahan yang masih tersisa selama 3,5 tahun itu , cukup waktu memperbaiki keadaan melewati keadaan yang sesungguhnya belum seberapa dibanding sebelum sebelumnya.Semoga rakyat menunggu.
Memang, pasca kasus suap di Semenpora, ditambah dengan Andi Nurpati banyak menyita perhatian.Pasalnya karena

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© BSA-LAW OFFICE | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger