"Dialog Kancil dengan Dr Selidik tentang" -KEMACETAN LALIN VS PENGABDIAN


Kemacetan arus Lalu Lintas yang terjadi di Jakarta banyak dikeluhkan.Berbagai metoda penangannya pun  cukup banyak pula diwacanakan sampai sampai ada niat pemerintah untuk tidak memperbolehkan plat nomor tertentu masuk ke jalan tertentu seperti Jl Sudirman misalnya.Selain itu juga diwacanakan pula membatasi tahun Mobil dan lain sebagainya pendek kata membuat  Kancil kebingungan apa sesungguhnya konsep yang baik tanpa terlalu banyak merugikan masyarakat luas.
Kancil kepada Kakeknya Dr Selidik pun mulai mengajukan pertanyaannya. Kek, apa yah, rumusan yang terbaik dalam mengatasi kemacetan Lalu Lintas di Jakarta,yah  setidaknya mengurangi kemacetan yang sudah semakin parah ini ?  Dr Selidik , tersenyum sambil menghirup Kopi yang ada di hadapannya. Seperti biasanya, Kancil begitu bertanya maunya langsung ada jawaban. Tetapi pagi itu, karena Selidik baru Bangun dari Tidurnya mendapat pertanyaan seperti itu ia pun tidak langsung menjawab, tetapi meminum Kopinya terlebih dahulu,sebab takut salah menjawab.
Setelah menegguk secangkir Kopi,Dr Selidik hendak menjawab.Eh.... Kancil, setengah marah sama Kakeknya sembari mengatakan, Apakah Kakek, tidak mendengar pertanyaan saya?, atau gara gara Kopi tidak perlu menjawabnya? Hmm, tidak seperti itu,Cil, Kakek, minum terlebih dahulu karena Kakek, tahu,kita akan memulai dialog kita pagi ini. Yah Kek, terus jawabannya apa? Kakek kurang perhatikan apa yang dipertanyakan, coba Kancil ulangi pertanyaan yang sama.
Wah,wah, Kancil ,bergumam sambil berpikir, apa benar Kakek ini kurang mendengar pertanyaan saya tadi, atau memang sengaja pura pura tidak mendengar? Atau memang sengaja menguji apakah saya konsisten dalam pertanyaan itu atau tidak.
 Kancil kepada Kakeknya mengatakan, Kek, kalau pun Kakek, pura pura tidak dengar, atau mungkin berlagak pilon seperti tidak peduli, atau entah apa pun namanya, karena Kakek, minta mengulangi saya akan ulangi pertanyaan sama. Bagaimana cara menangani kemacetan lalu lintas yang kian hari semakin para di Jakarta, agar tidak terlalu banyak wacana yang ujung ujungnya merugikan masyarakat banyak, itu lho Kek.
Dalam setiap pembangunan memang, selau ada korban dan itu harus dilakukan.Tetapi benar korbannya jangan terlalu banyak itu menjadi soal. Tetapi perlu Kancil juga tahu, pertumbuhan kenderaam bermotor di Jakarta sangat tidak sebanding dengan sarana dan prasarana jalan. Banyak Motor murah,bahkan kredit tanpa uang muka, belum Mobil Bekas,seperti puluhan ribu bekas Taksi misalnya dijadikan menjadi Mobil Pribadi itu sesungguhnya tidak perlu dibatasi oleh karena melanggara hak asasi.Kapan lagi dapat dimikmati kemerdekaan ini? Negara tetangga merdeka lima tahun sudah makmur jadi kalau seperti itu yah.... namya baru melek.
Kalau begitu, kata Kancil menyahut Kakeknya, yang pagi ini tidak gels jawaba sor baginya lalu berkata.Berarti konsep atau wacana pembatasan itu merupakan pelanggaran HAM.Tadi Kakek bilang setiap pembangunan harus ada korban lalu dimana maksudnya ? tanya Kancil , yang dijawab Kakek, mulai halus, korban yang dimaksud bukan korban manusia, juga bukan korban Hak Asasi, tetapi korban Dana itu saja.
 Misalnya? Kancil mempertegas.Misalnya, sendainya saja ada kemauan memindahkan Kantor Kantor tertentu yang tidak begitu banyak oerasionalnya misalnya ke Daerah Serpong, Tangerang, Ciputat, barang kali banyak manfaatnya.Tetapi keadaan ini kan bertumpuk di Jakarta.sedang di Jakarta sendiri sedemikian hiruk pikuknya mulai dari Pedagang Kaki Lima, Parkir Liar dan macam macam ragam lainnya yang tidak ada tindakan tegas dari petugas.
Nah.... nah.. ini, Kek kata Kancil memuji Kakeknya yang kali ini mmulai terbuka. Kakek benar sekali katanya memuji Dr Selidik sambil menambahkan, bahwa Dinas Perhubungan tampaknya tidak ada perhitungan riil tentang Rasio kenderanan angkutan ya Kek.Sebab bila dilihat contohnya, ambil saja Angkot dari Kebyoran Lama Tanah Abang Kota, mungkin Rasion angkot disini paling tinggi 200, tapi faktanya 500.Katanya sih, memang yang punya ijin Cuma separoh selebihnya tidak.Nah jika sedemikian bagaimana Kek, apakah itu dapat disebut Korupsi?
Korupsi itu sesungguhnya bila seseorang dipengaruhi untuk berbuat sesuatu, dan atau tidak membuat sesuatu yang diketahui berhubungan dengan jabatanya, masuk kategori korupsi.Tetapi paling pasti bahwa kerugian Negara dari permainan itu jika betul itu jelas ada, sebab ada retribusi yang mestinya disetor  ke Kas Pemerintah. Tinggal pembuktiannya bagaimana, masalahnya sama saja seperti Taksi, ketika peremajaan terjadi, mobil taksi sebelumnya plat kuning menjadio Plat Hitam beberapa persyaratan yang harus dipenuhi .Misalnya, angkutan yang bersifat plat kuning ada keringanan tertentu, tetapi seketika setelah menjadi plat hitam ada bea dan lain yang ditentukan undang Undang.Nah ini Kakek belum pernah dapat beritanya, maklum,Cil Kakek sudah pikun .
Kancil, menahan marah sama Kakeknya, karena Kancil merasa dimainkan dalam jawabannya.Memang terkadang,Dr Selidik mengalihkan persoalan manakala Kancil terlalu bertubi tubi mengajukann pertanyaan yang terkadang dia tidak pernah menjaga perasaan pihak lain.Baginya apapun tanya soal itu menyinggung atau tidak tidak peduli.Tetapi itu lah Kancil namanya. Namun Kancil tetap tidak mau kehilangan kesempatana untuk mendapatkan jawaban dari Kakeknya. Oleh karena itu dia sadar tipe Dr Selidik yang sesungguhnya sangat banyak mengetahui  tetapi tidak seperti diharapkan Kancil begitu bertanya dijawab dengan tangkas,lugas dan memuaskan.
Kancil melanjutkan pertanyaannya.Kek. bukankah keserakahan yang terjadi sehingga misalnya angkot angkot kecil di Jakarta semakin tidak terkendali akibat tidak adanya cukupan Rasio armada dalam daerah tertentu?  Itu bagian memang, tetapi juga tidak seberapa menyumbang kemacetan jika dibanding jalan-jalan lain yang tidak tertata, tanpa penertiban yang jelas hanya main kucing kucingan.
Apakah mungkin Kakek, mau ngomong bahwa dijalan itu hal biasa macet, tetapi yang luar biasa misalnya  Parkir Perkantoran? Yah..termasuk.Bilang saja Kek, Abdi negara yang tidak mengabdi kepada Masyarakat. Koq tanggung tanggung.Selidik menahan perasaan meski sudah tersinggung tetapi dia tahu Kancil, Kakek, pelan, mengatakan, Cil, maksudnya tidak mengabdi mereka itu luar biasa pengabdiannya, berkeja untuk kita, untuk nusa dan Bangsa kan itu pengabdian yang luar biasa? Jadi jangan diartikan lain kata Kakek menjalaskan.
Kancil,,bertanya, apakah mereka mereka itu yang mengaku sebagai abdi negara  tidak pernah peduli lagi dalam kapasitasnya maupun  tugasnya untuk melayani masyarakat? Lho, apakah memang tidak di layani sehingga Kancil ngomong seperti itu?kalau ada seperti itu Laporkan saja, kan sekarang ini sudah banyak tempat pealporan, Komisi saja sudah puluhan belum yang lain yang akan menampung laporanmu itu. Kancil menjawab, Laporan boleh saja, Kek, tetapi persoalannya, saya melihat masyarakat yang berurusan dengan pemerintahnya sendiri terhambat hanya karena parkir yang tidak memadai.Disetiap Kantor aku lihat, jarang parkir Mobil Tamu atau masyarakat yang berurusan di situ yang ada hanya Mobil para Abdi negara dan pelayan tadi.Pertanyaanya, apakah ini bentuk pelayanan kepada Masyarakat? Bukankah tidak lebih baik, Pegawai itu disediakan suatu Bus angkutan, selain tidak ada yang terlambat , memngorupsi waktu juga , parkir seluas halaman itu kan jadi milik rakyat atau yang berurusan? Bukankah tamu itu sesungguhnya harus dihormati? Atau telah disalah artikan, para pejabat dan atau pegawai ini sebagai penguasa yang bukan pelayan sebagaimana maksud ketentuan itu lho Kek.
Dr Selidik terdiam, ia bergumam, Kancil benar, namun sekali ia dibenarkan tak habis habisnya nanti ia terus menggerutu. Melihat gelagat itu Kancil bertanya, kenapa diam Kek, lihat saja dahulu kenyataannya,kenapa kita selalu kalah dengan pihak asing, contohnya saja, suatu perusahaan Asing, atau Bank asing.Perhatikan didepan pintu Bank bersangkutan, pastilah ada tulisan, Parkir Tamu.Coba itu Bank Nasional, atau Departemen dan nonDepartemental, seluruh pelataran bagain depan, ditulis, untuk ini,itu dan sebagainya.Pendeknya, tidak ada untuk tamu.Nah,... ini dia, pelayanan? Apakah ada bahasa kepedulian atau perasaan pelayan yang bukan minta dilayani ?
Yah, semuanya benar, mereka juga kalau tidak cepat masuk Kantor kena sangsi tertentu,Selain itu juga tetap terhambat melayani masyarakat yang menjadi bagian dari tugasnya. Mendengarkan hal itu, Kancil marah. Kakek kenapa ngeles gitu aja, tidak tegas menjawab apakah Kakek segan karena memang kenyataan atau karena dahulu juga Kakek seperti itu, kata Kancil memancing Kakeknya.Dan benar, Dr Selidik terpancing dari Kancil. Selidik mengatakan bahwa sesungguhnya jika ada kemauan pemerintah mudah mengalihkan kemacetan, contohnya saja buat Bus angkutan, tertibkan angkutan kepada yang benar, seperti dijelaskan diatas, bangun Kantor Kantor di Botabek selesai, bukan malah melarang Truk masuk Toll pada Jam tertentu, kalau itu dilanjutkan maka, harga harga akan naik dan perekonomian pun sulit.Tetapi semuanya itu kan perlu diuji coba,  baru dievaluasi gitu Cil. Kata Dr Selidik sembari berdiri dari tempat duduknya.Namun namanya Kancil sebelum menutup pembicaraannya, mengatakan Dr Selidik benar, Indonesia jarang memberikan antisipasi dalam setiap ketentuan.Misalnya saja setelah kejadian tertentu baru dibahas undang undangnya.Yah sudah semoga dapat kita pikirkan bersama yah Kek tanpa merugikan masyarakat banyak.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© BSA-LAW OFFICE | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger