RESHUFFLE KIB II, SBY, HARUS TEGAS PILIH PROFESIONAL


Rencana Presiden Republik Indonesia,SBY, untuk mereshuffle Kabinet Indonesia Bersatu(KIB)  jilid II disambut positif oleh sebagian masyarakat.Namun sebagian lagi menanggapinya sebagai suatu hal politik penciteraan yang hanya menyenangkan masyarakat tanpa banyak perubahan berarti. Hal itu oleh karena banyak pihak beranggapan bahwa SBY akan lebih mempertimbangkan kepentingan Partai Koalisi.Pandangan posisitif ini jika ternyata SBY tegar dan mendahulukan kepentingan nrakyat maka mengurangi Menteri dari Partai Koalisi dan menempatkan orang yang profesional.Sebab dengan cara itulah harapan kinerja Menteri dalam sisa pemerintahan SBY-Budiyono dapat diharapkan banyak.
Mempertimbangkan untuk  menarik Menteri yang berasal dari Partai Koalisi untuk selanjutnya digantikan oleh  orang yang prfesional memang merupakan pilihan sulit.Kesulitannya , Partai Koalisi yang dibentuk sejak dua tahun lalu itu  hendak menguasai parlelemen.Maksudnya sesungguhnya tidaklah jelek dalam pengertian untuk menguasai dalam model Orde baru.Penguasaan disini lebih dititik beratkan kepada kesepahaman dalam mensejahterakan rakyat.
Bilamana memang berpikir untuk kepentingan rakyat,tidak lebih berat kepada Partai Koalisi maka, SBY sesungguhnya tidak segan dan juga tidak terlalu panjang berpikir kepentingan rakyat jauh lebing tinggi dibandingkan kepentingan kelompok seperti misalnya Koalisi.Pemikiran itulah mungkin yang terngiang pada Partai Keadilan Sejahtera(PKS) sehingga mereka mengeluarkan pendapat yang nadanya mengancam hak prerogatis Presiden untuk mengubah,mengganti dan atau menarik Menteri dari Partainya.
Statemen petinggi PKS itu dinilai sebagai suatu kurang menghormati sistem presidensial yang dianut di negeri ini.Pernyataan yang bernada ancaman akan membuka subtansi perjanjian antara SBY dengan PKS tidak lain adalah rasa keatakutan kalau kalau Menteri yang sebelumnya ada empat Orang dari PKS dikurangi. Kesepahaman sebelumnya memang merupakan suatu perjanjian yang harus ditaati oleh pembuatnya.Sebab jika tidak maka secara yuridis dapat diajukan kemukamhukum.Tetapi secara politis sesungguhnya tidaklah terlalu sulit,sebab SBY didukung lebih dari 60 persen rakyat Indonesia.
Pertanyaannya sekarang, apakah SBY ada keberanian mengganti seorang Kabinet yang dinilai gagal namun berasal dari Partai Koalisi?  Ataukah Presiden hanya untuk menjaga hubungan baik pada Partai Koalisi,melakukan perombakan namun menaruh pertimbangan yang tinggi terhadap Partai sehingga tetap mempertahankan untuk merekrut dari anggota Partai itu ? itulah masalahnya, kenapa sebagin menanggapi rencana pergantian itu positif dan sebagaian lagi apatis.
Seperti disinggung diatas, apatisme atas rencana Reshuffle itu oleh karena dinilai Presiden SBY tidak akan banyak mengubah Menterinya yang berasal dari Partai Koalisi.Karenanya jika hal itu terjadi maka harapan untuk mensejahterakan rakyat tidak akan terwujud sebagaimana janji janji SBY pada saat Kampanye Pilpres 2009 lalu.
Alasan diatas boleh jadi benar,sebab para Menteri yang mewakili Partai praktir tidak dapat lagi berbuat banyak, kecuali mereka telah mulai disibukkan menjelang Pemilu tahun 2014.Nah, jika memang itu yang terjadi maka, apa yang dikhawatirkan rakyat cukup alasan pula.Kini tergantung presiden, apakah lebih mementingkan Partai Koalisis atau memang menunjuk ornag yang profesional untuk mewujudkan janji janji yang dilontarkan selama kampanye?  Menghapuskan Menteri dari Partai Koalisi memang tidaklah populer oleh karena mereka juga bukan tidak ada yang dapat diandalkan.Namun pertimbangan kepada kinerja yang lebih baik tentu menjadi pemikiran yang utama.Sudah terlalu lama rakyat Indonesia ini menderita tidak ada kepastian.Karenanya harapan masyarakat bangsa Indonesia, SBY dalam sisa pemerintahannya ini harusnya bertindak sebagai Panglima lapangan memutuskan penyelamatan rakyat lebih utama dibanding kelompok koalisi.Nah jika hal itu terjadi bukan saja SBY berhasil tetapi juga menjadin ikon pembaharuan dinegeri ini.
Keberanian, ketegasan sanagatlah dibutuhkan, manakala diperhadapkan pada suatu masalah pelik seperti sekarang ini.Peliknya ialah karena dalam pembahasan matang untuk merumuskan yanhg tepat dan pas,telah banyak pendapat yang hendak mempertahankan orang orangnya nyang sudah ditempatkan menjadi Pembantu Presiden tersebut.Namun jikalai ternyata SBY menunjukkan ketegasannya maka masyarakatRepblik ini setidaknya 62 peresen tentu mendukung sepenuhnya, dengan harapan ternyata itikad baik mensejahterakan rakyat sesuai ketentuan akan terwujud.Banyak harapan dari Reshffl  kali ini? Semoga?

 

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© BSA-LAW OFFICE | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger