KEGELISAHAN,KETAKUTAN MASYARAKAT


Kecemasan ditengah  masyarakat kini semakin  menjadi jadi, akibat berbagai  teror yang dilakukan oknum –oknum yang tidak bertanggung jawab melalui SMS. SMS yang amat sangat meresahkan belakangan ini mulai dari penawaran Kartu Kredit, Pinjaman Dana tanpa agunan,permintaan pengiriman Dana ke rekening tertentu,tawaran Tiket dalam dan luar negeri ,tawaran biaya renovasi rumah dan yang paling sadis dan mengerikan ialah telepon dari seseorang yang mengaku dari Kepolisian telah menangkap Anak sedang plai untuk segera ditebus untuk  tidak sempat dibawa ke Markas, dan masih  banyak lain modusnya sedari ,pagi,siang maupun malam tak hentinya sms itu selalu datang.
Tahun lalu praktik penipuan melalui SMS  ini pernah diributkan oleh masyarakat luas,bahkan perkaranya pun telah ditangani oleh Polda Metro Jaya karena terdapat unsur pidananya.Benar saja memang, selama ribut- ribut masalah sms yang diduga banyak menyedot pulsa dan diduga pula merupakan kerja sama oknum dengan  provider itu pun, spontan  kontak telepon maupun Sms sempat terhenti beberapa bulan.Entah karena dianggap selesai, atau karena perkaranya tidak kunjung terselesaikan ,kini  marak lagi dengan berbagai modusnya bahkan lebih sadis.
Desember tahun 2011 misalnya seorang ayah bernama Juli menerima telepon dari seseorang yang mengaku anggota Kepolisian Polda Metro Jaya bidang Narkoba bernama Amir dengan pangkat  Inspektur satu Polisi.Dalam pengakuannya menyatakan bahwa anaknya Juli telah tertangkap sedang mengonsumsi Narkoba.Oknum ini pun menawarkan jasa baik,yaitu menawarkan kepada Juli agar menjemputnya dengan membawa dana sebesar Rp 25.000.000. Peristiwa yang sama dialami,Sinaga si Oknum yang tidak bertanggung jawab itu meneleponnya, menyatakannya bahwa ponakannya bernama M sedang diperiksa kedapatan mengantongo Narkoba jenis sabu.
Kedua peristiwa ini terjadi dalam Seminggu,Juli maupun Sinaga sempat kelimpungan mencari pinjaman sejumlah Dan yang diminta penelepon. Untuk saja, seorang teman Juli menghubungi kembali Sipenelepon mempertanyakan anak itu ada dimana.Dijawab ada di Pos, menggunakan seragam SLTA.Mendengarkan penjelasan itu, diyakini penelepon adalah penipu sebab, Anak Juli tidak ada lagi SLTA.Berbeda dengan Sinaga,penelepon jelas akurat mempertanyakan, Sinaga sebagai omnya M demikian juga menyebut nama M pekerjaannya secara jelas dan akurat.Meski empat hari lalu pengalaman Juli diberitahukan kepada Sinaga, akan tetapi kegusaran dan keyakinannya bahwa ponakannya itu benar ditangkap, karena si Penipu mampu menyebut identitas ponakannya itu.
Seorang putri Sinaga yang duduk di Bangku SMP melihat kegusaran Ayah dan Mamanya itu pun mengontak pacar M.Dari pacarnya itu diketahui bahwa sang pacar baru saja mengantarkan M ke Kontraknnya dan sudah tidur.Mendengar penjelasan itu, Sinaga masih belum percaya, akhirnya dia sendiri berbicara dengan calon ponakannya itu via telepon. Pacarnya pun berjanji ke Kontrakan M dan dari sana menghubungi kembali Sinaga, bicara dengan M barulah yakin ternyata penelepon itu jelas penipu.
Terhadap pengalaman Juli,yang kebetulan menerima telepon itu jam 5 sore, mencoba menghubungi berbagai telepon yang ada di Polda Metro Jaya. Namun dari lima nomor yang dibuhubungi tidak satu pun yang diangkat.Jika saja ada komunikasi, mungkin Juli hendak melaporkan peristiwa itu dengan memberikan nomor  HP si Penelepon.akan tetapi karena sibuk atau sudah sore piket serse pun yang diminta teleponnya melalui 108 berulang ulamg ditelepo ttidak ada yang angkat.Beda dengan Sinaga, Sinaga menerima telepon itu Jam 22 (10) malam.Ia hanya dapat menghubungi famili untuk mengumpulkan dana sebesar Rp 25.000.000. Benar memang kedua peristiwa itu tidak jadi disetorkan dananya karena keburu ketahuan bahwa dia adalah penipu.
Selain gaya penipuan dan upaya pemerasan sebagaimana disebutkan diatas , berbagai sms menawarkan produk ,permintaan pengiriman dana, dengan nomor rekening, nama jelas, serta tawaran lain kian marak kembali.Anehnya, seorang yang mendapat tawaran tertentu misalnya, mencoba menghubungi baik langsung atau pun balas via sms, sipenerima menjadi teresgistrasi yang keesokan harinya  menerima sms ia pun tersedot 2000. Akibatnya,teleponnya itu selama satu bulan dinonaktifkan.Sebab ia pun tidak tahu akan menghubungi kemana untuk membatalkannya karena sudah sempat teregistrasi melalui jawabannya bukan didaftar.Itu kejadian yang meresahkan masyarakat belakangan.
Meski sudah sedemikian parahnya keresahan yang dirasakan masyarakat luas, namun sejauh ini, penegak hukum tanpaknya tidak dapat berbuat banyak.Mungkin saja penyidik menunggu laporan pihak yang merasa dirugikan untuk dapat bertindak. Benarkah Polri hanya menunggu laporan dari masyarakat untuk dapat melakukan tindakan dalam kasus seperti diatas? Bukankah telah diketahui,dan menjadi masalah umum yang dirasakan masyarakat selama ini?  Boleh kah Provider misalnya tidak mengirimkan SMS yang bernada, kirimkan dana ke No Rek ini, atau isi pulsa mama,20.000 dan jenis penawaran lainnya yang meresahkan ini?
Seandainya ada kemauan tidaklah sulit mengusut dan menagkap pelaku pelaku teror ini.Sebab setiap nomor misalnya, untuk dapat digunakan haruslah melalui pendaftaran registrasi lengkap dengan alamat dan nomor KTP sekaligus. Seandainya pun mungkin menggunakan nama orang lain,dengan peralatan yang canggih jaman sekarang ini, siapapun darimana pun ia m,enghubungi, pastilah dapat diketahui dimana posisinya. Pertanyaannya sekarang, kenapa tidak dapat dibongkar pelaku pelaku itu? Inilah masalahnya.
Pemerintah seyogyanya dapat bertindak tegas mengatasi keresahan masyarakat. Sebab kebanyakan masyarakat Indonesia sekarang ini telah stres dan pesimis dalam hidupnya oleh karena berbagai masalah yang dihadapinya, mulai dari ekonomi,pekerjaan yang tidak ada, belum lagi masalah masalah hukum yang tidak ditegakkan, dan berbagai bentuk masalah hukum lainnya yang membuatnya jadi apatis.Jika tidak segera diatasi dapat memicu masalah besar bagi bangsa dan negara.






comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© BSA-LAW OFFICE | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger