PERSETERUAN CHANDRA DAN NAZARUDDIN

Perseteruan antara Wakil Ketua KPK ,Chandra M Hamzah, dengan Tersangka ,Muhammad Nazaruddin kini semakin menarik untuk dikaji.Menarik bukan karena Nazaruddin sebagai mantan Bendahara Umum yang sempat melarikan diri, dan pada saat tertangkap dan di bawa ke Indonesia kurang diperhatikan hak haknya baik sebagai masyarakat biasa khususnya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Repblik Indonesia di Komisi VII.Tetapi adalah karena M Nazaruddin kesohor namanya setelah terbongkar ternyata ada 32 kasusnya sedang diselidiki.Tak Cuma itu pernyataan Nazaruddin sendiri yang menyatakan saat pertemuannya dengan Chandra M Hamzah telah memberikan sejumlah dana.
Dari tempat persembuniannya memang, M Nazaruddin, menyatakan , bahwa dirinya beberapa kali ketemu dengan, Chandra M Hamzah,termasuk juga Ketua umum Partai Demokrat, dibantah oleh Chandra.Kini Wakil Ketua bidang penindakan KPK itu mengaku, benar bertemu dengan Nazaruddin,2008-2009 dan 2010.Pertemuan itu menurut,Chandra, awalnya adalah atas inisiatif Wakil Sekjen Demokrat,Saan Muntafa, yang pada pertemuan itu dikenalkan, Anas Urbaningrum dan, Muhammad Nazaruddin.
Terlepas pertemuan sebelumnya sebagaimana dikemukakan,Chandra M Hamzah, yang paling menarik untuk dikaji ialah pertemuan berikutnya di Rumahnya M Nazaruddin.Nazaruddin pernah mengaku pertemuan antara dirinya dengan Chandra di Rumah tempat tinggal Nazaruddin mengaku memberikan sejumlah uang kepada Chandra M Hamzah.Menurut Nazaruddin, ada buktinya yaitu melalui rekaman CCTV, yang kemudian dinyatakan diambil dan atau tidak diikut sertakan dari Kolombia tatkala ia tertangkap.Namun Kuasa hukum,Nazaruddin mengaku masih ada copy dari bukti bukti tersebut.
Pertanyaannya sekarang, untuk apa,Wakil Ketua KPK bidang Penindakan bertemu oknum Anggota DPR di Rumah Pribadinya? Chandra mengaku, ia di BBM Nazaruddin karena Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Benny K Harman ingin bertemu.Pertanyaan berikutnya, sedemikian polosnyakah, Chandra M Hamzah menerima undangan bertemu dengan seseorang di Rumah Pribadinya? Apakah tidak ada tempat yang neteral? Atau tidak ada upaya untuk konfirmasi kepada Benny atas Undangan pertemuan itu? Lalu jam berapakah undangan pertemuan itu dibuat, sehingga pembicaraan antara M Nazaruddin dengan Chandra sudah selesai, Benny K Harman tiba di Rumah Nazaruddin? Hanya mereka yang mengetahunya.
Mungkin saja saat pertemuan itu banyak hal yang dibicarakan keduanya.Mungkin juga ada transaksi tetapi tidak ada bukti, atau memang sama sekali tidak ada transaksi  tetapi sengaja diisukan hanya maksud maksud tertentu hanya mereka yang tahu .Siapa yang benar  pembuktianlah yang akan menentukan.
Yang menarik dari M Nazaruddin, selain karena kasusnya tergolong berat juga karena sifat dan sistemnya .Misalnya saja ketika ,M Nazaruddin, menitipkan sejumlah 120 Us Singapore ke Panitera MK yang kemudian atas perintah Ketua MK dikembalikan kepada Narazuddin. Pemberian uang itu memang sedang tidak ada perkara melainkan mungkin hanya ikatan bathin, manakala dikemudian hari ada perkara akan mudah berhubungan karena jauh hari telah diikat.Akan tetapi Ketua MK Mahfud MD yang mendapat laporan itu memerintahkan untuk mengembalikan uang tersebut.
Masalah yang dialami MK bukan berarti menyamakan pertemuan antara M,Nazaruddin dengan Chandra M Hamzah. Namun perlu disikapi dengan akala sehat bahwa ternyata Muhammad Nazaruddin untuk tujuan tertentu tidak segan segan memberikan dana besar kepada seseorang pejabat tertentu untuk maksud ikatan.Pemberian pemberian semacam ini sering dilakukan oleh oknum mafia.Mereka berani membuang terlebih dahulu, untuk kemudian setelah kemakan yang bersangkutan boleh sedemikian mengatur bahkan Intervensi apapun maksudnya dikemudian hari. Barang kali keberanian M Nazaruddin ini memberikan dana sekitar 800 jutaan kepada MK bukan tidak mungkin mengikat pejabat MK masa yang akan datang.
Tetapi maaf, sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud menyamaratakan kasus. Namun yang terpenting sesungguhnya ialah ,Komite Etik KPK harus menggunakan nalar yang peka, menghadapai perseteruan ini.Sebab selain telah diakui sebahagian tentang pertemuan pertemuan itu yang paling tidak masuk akal, bahwa yang hendak bertemu bukan Nazaruddin tetapi Benny K Harman, namun yang menghubungi atau mengundang atas nama, Benny K Harman adalah M Nazaruddin.Pertemuan itu pun di Rumah M Nazaruddin.Bagaimana etikanya ?

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© BSA-LAW OFFICE | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger