MENCARI GUBERNUR SUMUT YANG KAPABEL


Kapabilitas seorang  sesungguhnya adalah  syarat utama untuk dapat  dicalonkan sebagai pemimpin suatu Daerah .Akan tetapi syarat itu  tampaknya telah dilupakan oleh  para partai partai dalam menetapkan bakal calon Kepala Daerah yang akan diusungnya. Hal itu terjadi oleh karena Partai Politik belakangan dinilai bukan lagi sekedar tempat pendidikan kader  untuk mencetak calon pemimpin yang bertanggung jawab akan tetapi lebih dari itu, telah dijadikan sebagai suatu usaha yang semata merebut kekuasaan tanpa mempedulikan lagi kemampuan, kejujuran dan yang visioner. Akibat sistem yang kurang mendidik itu selain pembangunan setempat  berjalan ditempat, namun yang menyedihkan ialah  banyaknya oknum   Kepala Daerah  tersangkut masalah hukum.
Kenyataan diatas merupakan fakta empiris belakangan dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Pergeseran pemahaman itu  , sesungguhnya merupakan bukti  kegagalan partai-partai  kita  dalam melakukan pendidikan politik kader bangsa. Partai politik sebagai sebuah sistem sesungguhnya  menjadi tempat pendidikan kader  untuk selanjutnya dapat dijadikan pemimpin. Akan tetapi faktanya telah  jauh  melenceng  dari yang seharusnya sudah mengesampingkan  idealisme untuk memilih  yang terbaik  untuk dijagokan . Adakah pemikiran baru dalam menghadapi pemilukada Sumatera Utara tahun 2013 ?
Provinsi Sumatera Utara, meliputi  33 Kabupaten/Kota selalu menjadi perhatian pimpinan nasional maupun politisi tingkat tinggi republik ini manakala hendak melaksanakan pesta demokrasi untuk Gubernur.Tidak Cuma Gubernur, tetapi juga dalam setiap penggantian jabatan seperti Panglima Bukit Barisan,Kapolda menjadi perhatian khusus.
Perhatian yang khusus untuk  Provinsi yang satu ini boleh jadi memang terjadi.Sebab selain mungkin karena bertetangga dengan Negara Jiran,dan Singapura itu juga pernah terkenal di dunia Internasional. Selian itu juga terkenal keras begitupun  Intensitas politik dan kriminaliatasnya menjadi perhatian . Karena itu pemimpin yang dinilai berhasil disini menurut sejarahnya pastilah mendapat posisi baik ditingkat nasional.Sebaliknya pejabat yang gagal dari Daerah ini tentulah habis kariernya .
SIPIL GAGAL?
Era kepemimpinan Sipil  sejak reformasi menggelinding memang telah  diterapkan.Akan tetapi penerapan itu harus dipilah pilah dengan memperhatikan kondisi daerahnya masing masing. Di beberapa Daerah masih membutuhkan sosok ABRI untuk dapat membina baik dari sisi keamanan,dan kenyamanan untuk selanjutnya dapat ditangani sipil .Sumatera Utara misalnya, dengan intensitas politik yang tinggi, kriminalitas serta kemajemukan masih membutuhkan  sosok ABRI setidaknya 5 sampai 10 tahun mendatang. Kegagalan Sipil 8 tahun belakangan di Sumatera Utara memberikan pelajaran bagi kita untuk memilih yang paling tepat demi pembnangunan dan kesejahteraan rakyat.
SUMUT  pernah diplesetkan  dari arti  yang sesungguhnya, menjadi plesetan yang amat sangat menyedihkan. Menyedihak karena karena seolah tidak beraturan, tidak bermoral dan tidak peduli memalukan dalam  pergaulan sesama khususnya ditingkat Internasional.Betapa tidak, Sumut diartikan, Semua Urusan Menggunakan Uang Tunai.Sudah separah itukah pengelolaan Pejabat di Provinsi yang dijuluki miniaturnya Indonesia itu? Adakah rasa malu bagi kita mendengarkannya?
Kenapa hal itu terjadi ? Bukankah  oleh karena perbuatan itu berulang terus menerus tanpa tindakan yang tegas sehingga plesetan itu menjadi seperti bahasa umum di masyarakat? Bagaimana kita memperbaiki keadaan jikalau ternyata masyarakat terpengaruh pada pemikiran sesaat tanpa memikirkan masa depan yang lebih baik? Adakah kita berpikir menjadikan Sumatera Utara ini benar benar sebagai miniaturnya Indonesia dari keberhasilan pembangunan, Keamanan dan pembinaan Politik ? Jawabannya tentu sekaranglah saatnya masyarakat Sumatera Utara menetukan pemimpin lima tahun mendatang yang mampu, kapabel dan Visioner.
Seorang Pemimpin tidak saja mampu, akan tetapi juga terhindar dari resitensi masalah yang membelitnya.Artinya, bersih, jujur dan  telah teruji dan tidak pernah cacad. Dari puluhan bakal calon yang sudah menyatakan niatnya untuk maju menjadi calon Gubernur Sumatera Utara, dari kalangan Sipil tidak kurang dari 13 orang dan ABRI 2 orang. 2 Orang Letnan Jenderal TNI Purnawirawan ini,adalah Cornel Simbolon dan Letjen,Y Nasution. Keduanya tergolong baik, teruji kepemimpinannya dan dapat diharapkan untuk memimpin Sumut setidaknya meletakkan dasar dasar pembangunan, kedisplinan dan keamanan yang prima.
Pemikiran diatas bukan berarti tidak menghargai calon pemimpin Sipil yang kini berlomba untuk maju. Mereka yang berambisi ini tentulah berniat membangun Sumatera Utara muaranya mensejahterakan rakyat.Akan tetapi ditinjau  dari tingkat Intensitas perpolitikan yang tinggi di Sumatera, demikian juga keamanan dan menciptakan kenyamanan dan ketertiban maka, setidaknya 5-10 tahun mendatang Provinsi ini masih membutuhkan sosok ABRI.
Nah siapakah diantara dua orang calon yang sudah mengumumkan niatnya untuk maju ini yang paling baik mengenal daerah dan dikenal oleh masyarakat ? kita tunggu .

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© BSA-LAW OFFICE | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger