Kegaduhan perpolitikan Indonesia
belakangan terjadi ditengarai oleh berbagai pendapat,komentar seputar penetapan , Anas Urbaningrum, sebagai
tersangka dalam kasus Hambalang oleh KPK. Anas dalam keterangan persnya setelah ditetapkan sebagai tersangka menyatakan
penetapan dirinya sebagai tersangka dalam kasus multi yers itu penuh nuansa
politik tidak murni hukum. Statemen itu boleh jadi ditanggapi masyarakat luas
sebagai benar oleh karena dua hari
sebelum penetapan dirinya sebagai tersangka oleh KPK, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) selaku Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Dewan kehormatan Partai Demokrat
telah mengambil alih kewenangan Ketua Umum dalam Partai Demokrat.Pengambil
alihan itu selain untuk meningkatkan elektabilitas partai yang terus menurun,
yang paling banyak dikomentari berbagai pihak ialah pernyataan yang menyatakan agar Anas Urbaningrum, fokus
menghadapi masalah hukum yang dihadapinya.
Statemen SBY inilah akar masalah
yang dinilai sebagai politis.Banyak pihak diduga terlibat dalam suatu kasus
tertentu,sebelum yang bersangkutan dinyatakan statusnya penilayan itu baru
sekedar kabar burung.Sebut saja, Sutan Batoegana misalnya, dia banyak disebut
sebut turut terlibat dalam kasus di Kementerian SDM, begitu pun Jhonny Allen
Marbun,beberapakli disebut terlibat dalam pengaturan proyek di Indonesia Timur.
Penyebutan itu dinilai sebagai issu belaka tanpa bukti kuat buktinya? Mereka
tidak tersangkut apa-apa.Nah terhadap, Anas Urbaningrum, pun dinilai sama namun
telah ada pernyataan agar yang bersangkutan fokus menghadapai masalah hukum
yang dihadapinya.
KPK TERLAMBAT.
Dugaan keterlibatan,Anas
Urbaningrum,dalam kasus Hambalang sesungguhnya telah lama diketahui masyarakat
umum.Jauh sebelum Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga, Andi Alfian Mallarangeng
ditetapkan sebagai tersangka,justru banyak dipertanyakan masyarakat luas,
kenapa, Andi Alfian Mallarangeng yang lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka
daripada, Anas Urbaningrum. Pertanyaan itu selain karena sejak lama, Muhammad
Nazaruddin yang terus menyatakan keterlibatan ,Anas juga telah banyak terungkap
dalam peridangan Tipikor Jakarta dalam kasus Nazaruddin. Dalam tulisan di Blogger
ini tahun 2012 pun telah membebrikan ulasan berdasarkan pernyataan Wakil Ketua
KPK Busyro Muqodas yang mentakan telah mengantongi bukti bukti
keterlibatan,Anas Urbaningrum, melalui pembelian Mobil Harier yang kemudian
diubah nomor dan pemiliknya.
Meski pun sesungguhnya fakta ini telah banyak
diketahui oleh pihak pihak, akan tetapi oleh karena pidato Ketua Dewan Pembina
sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai yang tidak dapat dilepaskan bahwa SBY sebagai Presiden Republik Indonesia
yang menyatakan salah satu alasan
mengambil alih kewenangan Ketua Umnya itu ketangan Majleis tinggi agar fokus
menghadapi masalah hukum yang dihadapinya itulah masalah utama . Boleh jadi
analisa poilitk para elit kita ini yang menganggap penetapan itu sebagai muatan
politis oleh karena sejak 2011 memang
dikabarkan,antara Ketua Dewan Pembina dengan Ketua Umum mulai berseberangan.Karenanya
tidak mungkin,Anas legowo mundur kecuali ia ada masalah hukum.
Kebetulan saja, dua hari setelah
diumumkan statusnya sebagai tersangka dalam kasus Hambalang yang sudah lama
didengar masyarakat umum, Anas Urbaningrum memberikan keterangan persnya di
Kantor DPP Partai Demokrat sekaligus menyatakan berhenti dari Jabatan Ketua
umum dan keanggotaan Partai. Momentum ini dimanfaatkan Anas Urbaningrum untuk
membela diri seolah dirinya dizolimi, yang tentu mendapat banyak
dukungan.Selain rasa simpati boleh jadi saingan politik SBY maupun Partai
Demokrat turut memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan tertentu.
TIDAK KONSISTEN
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
pun dinilai sebagai tidak konsisten dalam sikapnya. Kenapa tidak? SBY sendiri
menyatakan salah satu alasan mengambil
alih kewenangan Ketua Umum di Demokrat sebelum Anas Urbaningrum
ditetapkan sebagai tersangka adalah agar yang bersangkutan fokus menghadapi
masalah hukum yang sedang dialaminya. Sedangkan disisi lain, SBY sendiri
menyatakan harapannya, agar mantan Ketua Umumnya itu tidak terbukti terlibat.
Terhadap pernyataan itu pun banyak ditafsirkan pihak pihak sebagai suatu kesengajaan untuk membuat gaduh perpolitikan
kita belakangan.
Berbagai pihak mulai
menganalisanya, SBY ketakutan menghadapi , Anas Urbaningrum,karena Anas sendiri
berjanji akan membuka berbagai masalah besar yang diketahuinya termasuk masalah
Century .Tetapi juga pernyataan SBY itu boleh jadi ada anggapan sebagai bagian
intervensi memengaruhi KPK agar Anas Urbaningrum tidak terbukti bersalah dalam
kasus itu bila diartikan sebagai Intervensi.Sebab sekalipun kita tahu, dalam
rumus KPK tidak ada Surat perintah Penghentian Penyidikan, namun dengan harapan
yang disampaikan SBY, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis tinggi dan Dewam
Pembina, tidak dapat dilepaskan dari SBY selaku Presiden. Pertanyaannya, apakah
itu bentuk Intervensi ? jawabannya tentulah kecuali mungkin harapan saja.
Ketakutan dalam suatu hal umumnya
terjadi karena terdapat kesalahan didalamnya.Jika ternyata sama sekali ada masalah
hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Kenyataan itu benar adanya, sehingga
ketakutan yang berlebihan yang ditunjukkan seseorang boleh jadi memang hendak
menutupi atau takut terbuka aib yang ditutup tutupinya.Akan tetapi jika tidak
ada yang harus ditutupi maka kita akan lantang menyuarakannya.
Situasi inilah yang dimanfaatlan
sebagaian elit politik belakangan membuat kegaduhan politik kita menjadi tak
karuan.Berbagai komentar,pendapat, analisa dan lain sebagainya menjajdi berita
menarik setiap Media cetak maupun elektronik. Tayangan debat,diskusi di Media
Elektronik itu pun tidak salah bagian dari berita menarik.Kelemahannya adalah
kesimpulan masyarakat yang mendengarkannya itu membuat bingung tak
karuan.Sebabnya jika sipembuat komentar,pendapat bukan pejabat, atau Presiden
dianggap sebagai hiburan belaka, akan tetapi jika hal itu dinyatakan oleh
seorang pejabat publik atau elit politik menjadi perhatian.Itulah membuat kita
gaduh karena seringkali kita memanfaatkan situasi untuk kepentingan kelompok
kita sendiri tanpa mendahulukan kepentingan masyarakat luas.
Posting Komentar